Kecap Manis dan sejarahnya
Kecap bukan bumbu penyedap asli nusantara. Namun, ada sejarah panjang akulturasi masakan Jawa dan Cina hingga lahirnya kecap manis. Kecap diperkirakan sudah ada sejak 300 SM. Bangsa Romawi menggunakannya sebagai penambah rasa untuk makanan. Tapi di zaman Romawi namanya bukan kecap tapi liquamen. Liquamen sendiri rasanya hampir seperti kecap yang dibuat di Cina. Liquamen diketahui dibuat dari sejenis pasta ikan teri, cuka, minyak dan merica. Seperti dikutip dari situs indonesia.go.id. Enam belas abad kemudian, pada tahun 1690, orang Cina menggunakan saus serupa yang disebut ke'tsiap.
Dengan berkembangnya teknologi, pembuatan Ke'tsiap pun mulai menggunakan kedelai hitam sebagai bahan utamanya. Karena beberapa orang Cina berekspansi ke Asia Tenggara, mereka juga membiayai diri mereka sendiri dengan menjual ke'tsiap di daerah-daerah Melayu seperti Singapura dan Indonesia. ke Thailand dan Filipina. Saat itulah Ke'tsiap mulai masuk ke Indonesia.
Karena kesulitan pengucapan, pengucapan ke'tsiap diubah menjadi kecap. Rasa kecap berkembang di berbagai negara sesuai dengan selera masyarakat setempat. Sejarah mencatat bahwa kecap manis merupakan hasil persilangan antara budaya Jawa dan Cina. Pada mulanya, para pedagang Negeri Tirai Bambu tersebut datang ke Indonesia membawa berbagai barang yang akan ditukar dengan berbagai hasil bumi dan olahan khas Indonesia. Salah satu barang yang dibawa kembali dalam ekspedisi adalah kecap, namun ternyata budaya Jawa sebagai tempat peristirahatan kapal dagang Cina tidak terlalu menyukai kecap, sehingga orang Tionghoa akhirnya menambahkan gula kelapa pada kecap asin sehingga berubah menjadi kecap manis.
Inilah kisah lahirnya kecap manis yang diadaptasi sesuai dengan lidah dari masyarakat jawa yang menyukai manis. Saat itu, pabrik kecap pertama di Indonesia dibangun pada tahun 1882, tepatnya berlokasi di Pasar Lama Tangerang.
Comments
Post a Comment